James Webb Temukan Galaksi Spiral Tertua, Kembaran Bima Sakti dari Alam Semesta Muda

Ilustrasi Galaksi Zhúlóng, spiral tertua yang pernah ditemukan oleh Teleskop James Webb/Space.com

PatriaPos – Teleskop luar angkasa James Webb (JWST) kembali menorehkan pencapaian bersejarah dengan mengungkap galaksi spiral paling awal dan terjauh yang pernah ditemukan, bernama Zhúlóng—istilah dalam mitologi Tiongkok yang berarti “naga bercahaya”.

Galaksi ini terbentuk sekitar satu miliar tahun setelah Big Bang, menjadikannya sebagai salah satu galaksi spiral paling kuno yang pernah teramati.

Zhúlóng menunjukkan struktur spiral yang kompleks dan tertata, dengan piringan bintang yang luas dan pusat galaksi yang padat karakteristik yang selama ini dianggap hanya muncul miliaran tahun setelah alam semesta terbentuk.

“Kami sangat terkejut melihat bahwa galaksi dengan struktur seperti ini sudah terbentuk di era yang sangat awal,” ujar Dr. Jeyhan Kartaltepe, astrofisikawan dari Rochester Institute of Technology dan salah satu peneliti utama dalam proyek PANORAMIC JWST, seperti dikutip dari Space.com, Jumat (18/4).

Penemuan ini diperoleh dari program PANORAMIC (Prime Extragalactic Areas for Reionization and Observations of Magnitudes of Infrared Clusters), sebuah survei luas yang memanfaatkan kemampuan paralel JWST untuk menangkap data dari berbagai arah secara bersamaan.

Zhúlóng ditemukan pada redshift sekitar z=6,29—yang berarti cahayanya telah menempuh perjalanan lebih dari 13 miliar tahun untuk mencapai Bumi.

Meski berada di masa awal kosmos, Zhúlóng memiliki massa sekitar 100 miliar kali massa Matahari dan diameter hingga 60.000 tahun cahaya.

“Sangat jarang menemukan galaksi spiral sebesar ini di masa yang begitu muda. Ini menunjukkan bahwa pembentukan galaksi mungkin terjadi lebih cepat dari yang selama ini kita yakini,” ungkap Dr. Haojing Yan, astronom dari University of Missouri yang juga tergabung dalam tim riset tersebut.

Yang lebih menarik, laju pembentukan bintang di Zhúlóng tidak tergolong ekstrem yakni sekitar 66 massa Matahari per tahun namun efisiensinya dalam membentuk bintang sangat tinggi, mencapai 30 persen dari potensi gas yang tersedia.

Temuan ini mendukung teori bahwa beberapa galaksi dapat berkembang “dari dalam ke luar”, dengan inti galaksi terbentuk lebih dahulu sebelum cakramnya meluas.

Keberadaan galaksi seperti Zhúlóng pada tahap awal alam semesta memberikan tantangan besar bagi model pembentukan galaksi yang selama ini dianut para ilmuwan.

“Ini benar-benar mengubah cara kita memahami evolusi galaksi spiral,” kata Kartaltepe.

Dengan penemuan ini, James Webb kembali membuktikan bahwa ia bukan sekadar teleskop, melainkan mesin waktu yang mampu menembus tirai kosmos terdalam dan membuka tabir sejarah galaksi sejak masa kelahirannya.(riz/pr)

Sumber: Space.com